PAGAR RUMAH SUDUT
Dalam sebuah kompleks perumahan,
pemisahan peruntukan lahan dan kavling-kavling menghasilkan posisi rumah
yang berbeda-beda, termasuk rumah di posisi hook (pojok). Rumah hook jumlahnya
lebih sedikit daripada rumah tengah. Biasanya ukuran lahannya lebih
luas, sehingga lebih banyak diminati. Namun rumah di hook
memiliki kekurangan ketika membuat pagar untuk membatasi lahannya.
Pembuatannya lebih rumit daripada pagar di rumah posisi tengah, dan
tentunya membutuhkan biaya yang lebih mahal, walaupun bisa dikreasikan
dengan aneka desain dan menjadi lebih menarik.
Garis batas yang panjang
Garis lintasan yang harus dibatasi dengan pagar di rumah hook lebih panjang daripada garis itu di rumah tengah. Terdiri dari 3 bagian yaitu 2 posisi lurus dan sebuah posisi sudut. Berapa panjangnya tergantung dari luas lahan, berjumlah panjang ditambah lebar sisi yang dipagari. Lebih panjangnya garis batas untuk pagar di lahan hook, tentu saja menjadikannya lebih rumit. Apalagi ada di posisi sudut yang tidak terikat dengan dinding manapun, sehingga harus diberi penguat tersendiri.Bagaimanapun, pembuatan pagar harus memenuhi syarat kokoh, aman dan indah.
Dibandingkan dengan pagar rumah tengah, pagar rumah hook bahkan harus lebih kokoh dan menggunakan ikatan penguat yang lebih banyak. Karena garis batas yang lebih panjang, tentu saja pengokoh pagar di rumah hook harus lebih banyak, yang kebutuhan akan materialnya juga lebih banyak, meliputi pondasi untuk dinding pagar, kolom-kolom, serta railing pagar itu sendiri.
Garis lintasan yang harus dibatasi dengan pagar di rumah hook lebih panjang daripada garis itu di rumah tengah. Terdiri dari 3 bagian yaitu 2 posisi lurus dan sebuah posisi sudut. Berapa panjangnya tergantung dari luas lahan, berjumlah panjang ditambah lebar sisi yang dipagari. Lebih panjangnya garis batas untuk pagar di lahan hook, tentu saja menjadikannya lebih rumit. Apalagi ada di posisi sudut yang tidak terikat dengan dinding manapun, sehingga harus diberi penguat tersendiri.Bagaimanapun, pembuatan pagar harus memenuhi syarat kokoh, aman dan indah.
Dibandingkan dengan pagar rumah tengah, pagar rumah hook bahkan harus lebih kokoh dan menggunakan ikatan penguat yang lebih banyak. Karena garis batas yang lebih panjang, tentu saja pengokoh pagar di rumah hook harus lebih banyak, yang kebutuhan akan materialnya juga lebih banyak, meliputi pondasi untuk dinding pagar, kolom-kolom, serta railing pagar itu sendiri.
Memperhatikan manuver kendaraan
Posisi rumah hook biasanya berbatasan dengan belokan jalan. Bisa jalan besar yang banyak dilalui kendaraan, dapat pula jalan kecil, atau perpaduan keduanya, dari jalan besar berbelok ke jalan kecil. Posisi ini mempengaruhi desain pagarnya, yang harus memperhatikan kemudahan manuver kendaraan di jalan tersebut. Tentu saja desain juga disesuaikan dengan kondisi luas lahan, fungsi, proporsi dan komposisi bangunan. Bentuk sudut pagar yang melengkung atau menyiku bisa dipilih berdasarkan kondisi-kondisi di atas. Rumah yang berada di tepi jalan besar mau tidak mau harus menggunakan bentuk lengkung, untuk memudahkan manuver kendaraan.
Posisi rumah hook biasanya berbatasan dengan belokan jalan. Bisa jalan besar yang banyak dilalui kendaraan, dapat pula jalan kecil, atau perpaduan keduanya, dari jalan besar berbelok ke jalan kecil. Posisi ini mempengaruhi desain pagarnya, yang harus memperhatikan kemudahan manuver kendaraan di jalan tersebut. Tentu saja desain juga disesuaikan dengan kondisi luas lahan, fungsi, proporsi dan komposisi bangunan. Bentuk sudut pagar yang melengkung atau menyiku bisa dipilih berdasarkan kondisi-kondisi di atas. Rumah yang berada di tepi jalan besar mau tidak mau harus menggunakan bentuk lengkung, untuk memudahkan manuver kendaraan.
Selain itu ada lagi peraturan pemerintah
tentang tinggi pagar yang berbeda-beda di lokasi tertentu. “Tinggi
pagar tidak boleh lebih dari dua meter, bahkan di tepi jalan besar,
tingginya hanya boleh sampai satu setengah meter,” papar Nirwono Joga,
penulis juga arsitek lansekap. Material pembuat pagar pun tidak boleh
masif semua. Setelah dinding beton yang tingginya hanya boleh di bawah
50 cm, railing-nya harus berupa material-material yang masih tembus
pandang. Sekali lagi hal ini untuk mengantisipasi manuver kendaraan
yang berbelok di jalan hook itu.
Material railing pagar rumah hook
Dengan memperhatikan ketentuan pembuatan pagar di atas, yang bisa dilakukan pemilik rumah hook dalam membuat pagar rumahnya adalah dengan cara membuat pagar yang tidak seluruhnya tertutup, atau berupa railing kisi-kisi, sehingga kondisi luar tetap dapat terpantau dari dalam dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, kendaraan yang mau berbelok masih bisa melihat apakah ada kendaraan lain dari sisi jalan yang akan dilaluinya.
Dengan memperhatikan ketentuan pembuatan pagar di atas, yang bisa dilakukan pemilik rumah hook dalam membuat pagar rumahnya adalah dengan cara membuat pagar yang tidak seluruhnya tertutup, atau berupa railing kisi-kisi, sehingga kondisi luar tetap dapat terpantau dari dalam dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, kendaraan yang mau berbelok masih bisa melihat apakah ada kendaraan lain dari sisi jalan yang akan dilaluinya.
Beberapa jenis material yang bisa
digunakan antara lain besi tempa, cocok untuk rumah-rumah bergaya
klasik. Besi tempa dibuat menjadi railing yang dekorasinya bisa kita
dapatkan dari ukiran atau lengkung-lengkungnya. Material lainnya, beton,
yang didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai partisi (masih ada
lubang-lubang transparan yang tidak masif). Agar lebih estetis, beton
bisa juga di-finishing dengan batu alam, seperti dari jenis
Palimanan, Batu candi, Java teak, Batu Andesit, Batu templek, dan
sebagainya. Jenis lainnya yang bisa diaplikasikan adalah pagar kayu dari
jenis Jati, Bangkirai dan Damar laut.
Jangan lupakan juga pagar berupa tanaman
yang dapat berupa tanaman semak atau perdu, juga tanaman bunga-bungaan.
Meskipun pembuatan pagar tanaman kesannya lebih murah, dalam arti tidak
perlu membeli material dan membuat beton, namun pemeliharaan pagar
tanaman termasuk cukup sulit. Tanaman perdu atau semak perlu dipotong
secara berkala. Pertumbuhannya yang rapat pun harus dipertahankan untuk
alasan keamanan, agar tidak mudah diterobos manusia maupun binatang.
Selain itu perlu perawatan rutin lainnya seperti penyiraman,
pemangkasan, pemupukan dan penggemburan terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar